BREAKING

Selasa, 11 Januari 2011

Agrobis UMKM Tanaman Jarak Kepyar

Sejak awalnya KADIN UMKM sudah melaksanakan komitmen untuk menggerakkan Ekonomi Pertanian, pada edisi yang lalu telah disampaikan kerjasama KADIN UMKM Jatim dengan PT.Agrotek Global Nusantara  yang mengolah serat Fiber Tanaman Kenaf untuk bahan baku komponen mobil, kertas, pulp, karpet geotekstil dan bahan peredam suara. 
Lahan pertanian yang masih terbentang luas merupakan potensi yang belum banyak dikembangkan, banyak jenis tanaman komersial yang memerlukan lahan.  Pada edisi ini disampaikan peluang kerja, usaha dan investasi dalam penanaman tanaman Jarak. 
Kerjasama dibidang Agro telah dilakukan KADIN UMKM JATIM dengan CV.Joyo Multi Agro dalam pengadaan Biji Jarak Kepyar ( Ricinnus communis L) selaku pelaksana sosialisasi tanaman jarak kepyar dari PT.Kimia Farma untuk kebutuhan bahan baku minyak industri seperti minyak pelumas, cat , surfactant, dispersan, kosmetika, coating, nylon-11 dan urethane..

Tanaman jarak kepyar dan jarak pagar memiliki  prospek yang sangat bagus dimasa depan dengan adanya pabrik pengolahan seperti yang dimiliki oleh Kimia Farma di Semarang. kebutuhannya terus meningkat dan pengadaannya dapat terus menerus dilakukan, sementara sumber energi dari minyak dan batu bara bila habis tidak dapat diperbaharui. Minyak jarak atau castor oil mengandung trigliserida asam asam lemak terutama asam ricinoleat dengan konsentrasi 89,5%-b sehingga sering disebut trigliseda asam ricinoleat.

PT Kimia Farma Tbk telah menggandeng, Green Food, sebuah perusahaan China untuk melakukan investasi minyak jarak di Indonesia dengan total nilai sekitar US$200 juta. Menurut Direktur Utama perseroan M. Syamsul Arifin, di Beijing, saat ini China ingin mengembangkan minyak jarak yang memiliki dua jenis yakni jarak kepyar dan jarak pagar yang banyak terdapat di Indonesia.

Kebutuhan Kimia Farma atas bahan baku jarak kepyar dalam setahun mencapai 6.000 ton. Guna memenuhi kebutuhan ini  KADIN UMKM JATIM telah berhasil mengkoordinir para petani anggota yang telah melakukan penanaman terhitung sejak Bulan Desember 2009  sampai Ferbruari 2010 dibeberapa kabupaten yang diperhitungkan akan dapat dipanen antara bulan Juni sampai Oktober 2010 dengan target sebanyak 5.800 ton, harga per kilogram akan dibeli sampati digudang Semarang Rp.3.000,-.

Saat ini sudah ditanam oleh para petani anggota KADIN UMKM di kabupaten Pacitan seluas 168 Ha, Trenggalek 730 Ha, Blitar 25 Ha, Madiun 325 Ha, Magetan 10 Ha, Kediri 40 Ha, Ngawi 90 Ha, Nganjuk 35 Ha, Sidoardjo 25 HA, Gresik 10 Ha, Jember 112.5 Ha, Probolinggo 145 Ha, Batu 150 Ha, Bangkalan 100 Ha, Lamongan 5 Ha, uban 6 Ha, Wonogiri 20 Ha, Sumenep 102,5 Ha, Malang 60 Ha, Situbondo 200 Ha, Bondowoso 100 Ha, Besuki 160 Ha.     

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) telah melarang penggunaan jenis tanaman konsumsi makanan rakyat untuk dijadikan bioenergi seperti kedelai dan jagung. Jarak dinilai sangat cocok untuk digunakan sebagai sumber energi karena tidak bisa dimakan. Kelebihannya selain sebagai bahan bakar tanaman ini mengandung racun sehingga tidak bisa dikonsumsi masyarakat, berbeda dengan kedelai dan jagung yang bisa dimakan. Selain itu minyak jarak adalah minyak yang sangat tahan terhadap cuaca dingin sehingga tidak mudah beku jika di ekspor ke China, jika dipanaskan pada suhu 200 derajat celcius masih stabil.

China yang sangat haus energi membutuhkan jarak pagar sebab tanaman ini tidak cocok ditanam di China karena tumbuh di lahan-lahan gersang seperti yang ada di sejumlah wilayah di Jawa, NTT, dan NTB.  Jarak pagar biasanya digunakan untuk bioenergi sedangkan jarak kepyar untuk industri kimia seperti pabrik cat, pabrik kosmetik, farmasi, serta bubur kertas. Kimia Farma sudah pengalaman sejak 1971 mengembangkan minyak jarak kepyar, oleh sebab itu mau bermitra dengan China yang sedang mencari mitra investasi. Kerjasama ini  akan mengembangkan sekaligus dua jenis tanaman jarak mengingat keduanya memiliki fungsi dan manfaat yang banyak dan menguntungkan.
Kimia farma sudah memiliki pabrik pengolahan minyak jarak yang berlokasi di Semarang dan telah memiliki kebun pembibitan.Kebun pembibitan tersebut dinilai masih kurang dan masih mengembangkan perkebunan rakyat yang tersebar di Wonogiri, Grobogan, jember, Situbondo, mataram, dan Bima.Ia berharap dengan adanya kerjasama dengan perusahaan China akan bisa mengembangkan lahan sendiri dengan volume yang besar sehingga mampu mengembangkan minyak jarak kepyar dan pagar. Nantinya sekalipun telah memiliki lahan perkebunan yang besar PT.Kimia Farma  tetap membutuhkan jarak dari para petani yang selama ini menjadi pemasok.

Tidak ada komentar :

Posting Komentar

 
Copyright © 2013 ThamrinCity
Design by FBTemplates | BTT
    Twitter Facebook Google Plus Vimeo Flickr YouTube